2.4 PEMBAHASAN
PENGERTIAN SEL DAN TEORI MENGENAI SEL
By - ahmad cecep sofyan hariri . Selasa, April 13, 2010
PENGERTIAN SEL
Fakta menunjukkan bahwa tubuh manusia tersusun atas kumpulan sel-sel. Sel-sel berkelompok membentuk suatu jaringan, dan kemudian jaringan-jaringan akan menyusun organ. Organ mempunyai beragam bentuk dan fungsi. Organ-organ tersebut saling berkaitan satu sama lain untuk membentuk suatu sistem. Sistem organ inilah yang akan membentuk organisme baru. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
B BEBERAPA TEORI MENGENAI SEL
Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Berbagai penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut.
1. Robert Hooke (1635-1703)
Ia mencoba melihat struktur sel pada sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya diketahui terlihat rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding tebal. Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah. Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel.
2. Schleiden (1804-1881) dan T. Schwann (1810-1882)
Mereka mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel. Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup.
3. Robert Brown (Scotlandia, 1831)
Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus. Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel.
4. Felix Durjadin (Prancis, 1835) dan Johannes Purkinye (1787-1869)
Pada tahun 1835, setelah mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama protoplasma.
5. Max Schultze (1825-1874)
Ia menegaskan bahwa protoplasma merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan tempat terjadinya proses hidup. Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan beberapa teori sel antara lain:
a. sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
b. sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
c. sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
d. sel merupakan unit hereditas.
6. Rudolf Virchow (1858)
menyatakan bahwa setiap cel berasal dari cel sebelumnya (omnis celulla ex celulla).
7. Hanstein (1880)
menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi)
Beberapa teori sel itu menunjukkan betapa pentingnya peranan sel karena hampir semua proses kehidupan dan kegiatan makhluk hidup dipengaruhi oleh sel.
materi PENGERTIAN SEL DAN TEORI MENGENAI SEL di ambil dari buku Biologi Kelas 11 karangan Endang Sri dari BSE Depdiknas. kunjungi juga : http://ahmad-cecep.blogspot.com/
STRUKTUR SEL
Sel terdiri dari sel prokariotik dan sel eukariotik
Stuktur sel prokariotik :
By : (Sylvia A. Price)
Gambar sel prokariotik
Sel Eukariotik
No
Nama Fungsi
MEMBRAN SEL ATAU MEMBRAN PLASMA ATAU PLASMALEMA.
Semua sel diliputi oleh membran sel atau membran plasma atau plasmalema yang tebalnya + 7,5 nm dan karena itu sering tidak tampak pada mikroskop cahaya, dan baru terlihat jelas dengan mikroskop elektron.
Membran sel merupakan lapisan tipis yang meliputi permukaan sel yang berfungsi sebagai sawar selektif yang mengatur transpor bahan yang masuk dan keluar sel. Sifat permeabelnya memungkinkan difusi ion dan gas dalam larutan masuk dan keluar sel, tetapi mencegah masuknya molekul yang lebih besar secara positif.
Dengan mikroskop elektron, membran sel memperlihatkan struktur “ satuan membran” yang terdiri atas dua garis tebal, masing- masing setebal 2,5 nm, dipisahkan oleh lapisan tengah yang jernih setebal 3 nm.
Berbagai model untuk membran sel telah diajukan menurut model Davson Danielli menganggap lapisan tengah itu lipid yang dibungkus protein pada setiap permukaannya.
Lipid membran itu, kebanyakan fosfolipid, mempunyai ujung pola fosfat hidrofilik dan ujung nonpolar hidrofobik (ekor asam lemak).
Pada membran sel, fosfolipid tersusun dalam dua lapis monomolekular dengan ujung fosfat hidrofilik pada permukaan luar yang berbatasan dengan kedua lapisan protein dan ekor hidrofibik berhadapan satu sama lain ditengah membran.
Jadi kedua garis tebal dari satuan membran merupakan perwujudan dua selubung protein di permukaan,dengan lapis tipis di tengah sebagai daerah yang bening.
Model lain yaitu model mozaik cair “Singer and Nicholson” yang saat ini telah umum diterima, yang mengemukakan bahwa protein membran berbentuk globular dan mengambang seperti gunung es dalam larutan lipid.
Protein membran integral ternyata mempunyai daerah hidrofobik dan darah hidrofilik dan daerah hidrofobik terpendam di dalam lipid di tengah membran, sedangkan darah hidrofilik terbentang pada permukaannya.
Membran plasma merupakan perwujudan sawar lipid, bagi lalu lintas berbagai bahan,yang sebagian ditentukan oleh keterlarutannya di dalam lipid.
Untuk memelihara lingkung intraselular diperlukan transpor membran selektif, baik aktif maupun pasif,dengan memasukan bahan makanan ke dalam sel dan mengeluarkan bahan yang lain.
Secara fisiologi diperkirakan pada membran sel terdapat pori,walaupun secara morfologi belum dapat di buktikan. Membran sel juga menerima isyarat dari hormon dan neurotransmitter.
Pada sel sasaran hormon itu harus masuk menembus membran plasma (terjadi pada hormon steroid,mungkin karena larut dalam lipid) atau harus meneruskan pesannya menyeberangi membran tanpa menembusnya (hormon glikoprotein yang terikat pada reseptor khusus pada permukaan luar sel)
Membran sel berbeda dari membran lainnya karena permukaan luarnya dilapisi gikoprotein, yaitu selubung sel atau filamen.
Tebalnya sangat bervariasi, tetapi pada beberapa sel dapat di perlihatkan dengan teknik PAS, misalnya pada permukaan apikal atau luminal epitel usus. Di sini terdapat tonjolan – tonjolan mirip jari- jari kecil pada permukaan sel dan di sebut mikrovili dengan mikroskop elektron terlibat berupa materi filamen – filamen halus.
Agaknya semua permukaan sel mempunyai glikokaliks. Glikokaliks di bentuk oleh rantai karbohidrat dari glikoprotein pada permukaan membran sel yang menonjol dari permukaan luar,dan mungkin berhubungan dengan polisakharida lain yang disintesis oleh sel.
Glikoprotein, glikopeptida, dan glikolipid hanya terdapat dilapisan luar dan terdapat perbedaan komposisi lipid diantara kedua lapisan tadi.
Molekul-molekul yang lebih besar dapat memasuki sel dengan cara pinositosis, yaitu membran sel setempat, melekuk kedalam bungkus cairan atau benda lain dan kemudian apabila lepas membentuk suatu gelembung bermembran didalam sel.
Apabila materi yang relatif besar dan padat seperti mikroorganisme, ikut masuk dalam vakuol, maka proses ini disebut fagositosis. Pinositosis dan fagositosis, keduanya merupakan contoh endositosis.
Kebalikan dari proses ini yaitu pengeluaran materi di sebut eksositosis. Dalam hal ini membran butir atau tetes ekskresi menyatu dengan plasmalema dan melepaskan isinya keluar.
Semua proses tersebut berlangsung melalui pembentukan vesikel di dalam sitoplasma, sekalipun di situ sudah terdapat benda vesikel yang lain.
Gelembung mikropinositosis atau kaveol intra sel berdiameter hanya sekitar 50 nm dan berperan dalam transpor protein dan molekul lainnya. Mereka itu terutama banyak terdapat didalam sel endotel atau mesotel didalam sel-sel otot polos.
Fungsi membran
Selective barrier, mengatur lalu lintas molekul
Menjaga milieu intra selular agar konstan
Interaksi sel dengan lingkungan
Ion transport
- Melalui protein integral (ion channel)
- Memerlukan energi dari ATP
Fluid-Phase Pinocytosis
- Invaginasi membran sel, pinocytic vesicle,
Receptor-Mediated Endocytosis
- Ikatan reseptor dengan ligand, coated pit, invaginasi, endosome, lysosome
Phagocytosis
- Sitoplasma menjulur, mengurung bakteri, membentuk phagosome, lysosome
Exocytosis
- Produk sel dibungkus membran, dilepaskan ke permukaan melalui fusi dengan membran sel
Pinocytosis
Receptor-mediated endocytosis
Lipid membran sel
Fosfolipid
- Unsur utama membran sel
- Tersusun membentuk 2 lapisan
Kolesterol
- Pada membran sel diantara fosfolipid
- Meningkatkan permeability-barrier
- Sel mengatur fluiditas membran melalui jumlah kolesterol
Glikolipid
- Sugar containing lipid molecules, pada permukaan
- Contoh: Gangliosides pada permukaan sel saraf
Protein membran sel
Peripheral membrane protein
- melekat ke membran melalui ikatan non kovalen dengan protein membran lain
- Mudah dilepaskan dari membran (dengan larutan garam)
Integral membrane protein
- Trans Membrane Protein
- Hanya dapat dilepaskan memakai deterjen
Karbohidrat membran sel
Pada permukaan membran
- Sebagai glikoprotein, terikat pada protein membran
- Sebagai glikolipid, terikat pada lipid membran
- Sebagai rantai polisakarida dari proteoglikan integral
- Sebagai cell coat (glycocalyx) melapisi permukaan sel
• Juga mengandung glikoprotein dan proteoglikan hasil sekresi sel
Glikolipid, glikoprotein
SITOPLASMA
Dengan mikroskop cahaya, biasanya sitoplasma kelihatan homogen,tetapi mungkin terlihat daerah yang granular, fibrilar atau vakuolar.
Sitoplasma mengandung berbagai macam bangunan kecil dan fungsinyapun berbeda-beda. Variasi fungsi berbagai jenis sel di cerminkan oleh perbedaan penampilan sitoplasmanya.
Hal ini di sebabkan oleh adanya variasi jumlah dan jenis bangunan kecil didalam sitoplasma tadi. Variasi penampilan berbagai jenis sel juga bergantung pada aktivitas metabolisme sel.
Terdapat dua jenis utama komponen sitoplasma yaitu :
Organel:
Merupakan komponen hidup unsur stuktural sel yang di temukan didalam semua sel, yang secara metabolik aktif melakukan fungsi spesifik yang penting.
Yang termasuk organel adalah mitokondria, kompleks (aparat) Golgi, lisosom, sentrosom, retikulum endoplasmik kasar (granular), ribosom, mikrotubul, mikrofilamen, retikulum endoplasma licin (agranular)
Inklusi :
Merupakan kumpulan metabolik atau produk sel yang tak hidup yang secara metabolik inaktif, misalnya endapan pigmen, granul sekresi atau metabolit simpanan seperti lipid dan karbohidrat.
Tapi dengan berkembangnya ilmu biologi sel, daftar yang termasuk dalam organel sel, makin panjang dan penggolongan tradisional beberapa stuktur sebagai inklusi kini dipertanyakan.
Misalnya melanosom, granul pigmen yang dahulu dipandang sebagai tidak aktif, kini ternyata memiliki struktur intern yang sangat terorganisir dan memiliki aktifitas enzim, sehingga menyebabkan melanosom digolongkan sebagai organel.
Begitu juga granul sekresi, yang dahulu dipandang sebagai himpunan produk sel semata- mata, kini ternyata di batasi membran yang memiliki enzimatik aktif dan karenanya sesuai dengan organel.
Dengan mikroskop elektron tampak sejumlah unsur berfibril di dalam sitoplasma yang tidak terlihat dengan mikroskop cahaya. Unsur berfibril ini di golongkan dalam kategori tersendiri yaitu sitoskelet.
Macam-Macam Organel Adalah:
Mitokondria:
Berperan dalam metabolisme energi sebagai sumber utama ATP dan merupakan tempat dari banyak reaksi metabolisme. Mereka merupakan sumber energi terbesar di dalam sel.
Aparat (kompleks) Golgi:
Aparat Golgi menerima vesikel- vesikel dari retikulum endoplasma mengubah isi dan membran pembungkusnya,meneruskan hasil pengolahan dalam bentuk vesikel sekresi.
Aparat golgi juga berperan dalam mensintesis mukopolisakarida sulfat yaitu dalam sel Goblet dari mukosa usus.
Jadi aparat Golgi berperan penting dalam aliran membran, pemindahan, dan pemekatan materi sekresi dan pelepasannya, dalam mensintesis produk sekresi tertentu, khususnya glikoprotein dan mukopolisakarida ,dan mungkin dalam pembentukan lisosom.
Lisosom :
Berwujud badan kecil bermembran yang mengandung berbagai macam asam hidrolase. Mereka merupakan suatu sistem percerna intra sel dengan kemampuan memecah materi yang berasal dari luar maupun dari dalam sel.
Lisosom berperan serta dalam percernaan, bentuknya tergantung kepada keadaan fungsinya. Hal ini mengakibatkan adanya bentuk yang bermacam-macam atau “pleomofisme”
Retikulum endoplasma kasar (granular).:
Membran retikulum membungkus suatu ruang intra sel yang melepaskan produk –produk yang baru selesai di buat.
Yang melekat pada permukaan luar membran adalah ribosom, maka lahirlah istilah Retikulum endoplasma granular.
Fungsi utama Retikulum endoplasma adalah membuat unsur protein dari sekret dan disimpan di dalam ruang intrasisterna.
RIBOSOM
Ribosom merupakan tempat untuk merangkaikan asam amino menjadi peptida-peptida dan protein atau tempat sintesis protein
Retikulum endoplasma licin (agranular) :
Tersusun oleh membran –membran dengan permukaan licin tanpa ribosom dan umumnya berbentuk tubular atau vesicular.
Dia berfungsi pada biosintesis hormon-hormon steroid dan banyak terdapat dalam sel Leydig testis yang menghasilkan kortikosteroid dan sel-sel korpus luteum pada ovarium yang menghasilkan progesteron.
Juga berhubungan dengan metabolisme sejumlah obat-obatan yang larut dalam lemak, seperti barbiturat.
Sel-sel silindris usus berperan dalam absorpsi lemak atau lipid, meresintesis trigliserida dan monogliserida,dan asam-asam lemak yang di absorpsi ke dalam sel, dan meneruskan trigliserida itu kedalam pembuluh limf usus.
Mikrotubul
Adalah bangunan Langsing berbentuk silindris, berongga, tidak bercabang, dengan diameter 25 nm dan panjang tidak menentu.
Mikrotubul mempunyai berbagai fungsi. Hubungannya dengan silium (tonjolan sel yang dapat bergerak) sebagai unsur struktur maupun sebagai unsur tenaga penggerak.
Ditempat lain pada umumnya mikrotubul dianggap mempunyai fungsi untuk kerangka sel, dalam arti memberi bentuk pada sel.
Mikrotubul berinteraksi dengan unsur lain seperti filamen untuk menentukan arah gerak sitoplasma.
Mikrofilamen
Mikrofilamen terdapat pada hampir semua jenis sel bukan otot, sering kali berhubungan erat dengan mikrotubul. Mikrofilamen merupakan protein kontraktil.
Filamen sedang (intermediat) terdapat pula di dalam sel otot yang rupanya membentuk semacam kerangka sel (sitoskelet) dan agaknya mengandung proten desmin.
Filamen sedang disusun oleh seperangkat subunit protein, garis tengahnya 8-10 nm dan terdapat di bagian sel yang mengalami tekanan mekanis.
Empat subunit protein yang ada ialah:
Keratin :
Pada sel-sel epitel (disebut juga sitokeratin atau tonofilamen). Fungsinya secara mekanis, menstabilkan bentuk sel dan memperkuat penambatannya pada sel lain dan pada laminabasal.
Vimentin :
Filamen sedang berbagai sel non epitelial, terutama yang berasal dari mesenkim.
Desmin :
Pada berbagai jenis sel otot yang dapat di kopolimerisasikan dengan vimentin.
Asam glia fibrilar :
Dapat juga berkopolimerisasi dengan vimentin, terdapat dalam neurofilamen sel glia, khususnya astrosit.
Sitoskelet :
Konsistensi sitoplasma mirip jelli disebabkan oleh kisi-kisi tiga dimensi dari filamen yang membentuk kerangka struktur yang disebut sitoskelet.
Komponen utamanya adalah :
Mikrotubul lurus dan langsing
Mikrofilamen
Filamen intermediat
INTI SEL
Terdapat pada semua sel kecuali pada eritosit dewasa dan trombosit. Bentuk inti disesuaikan dengan bentuk sel, tetapi pada umumnya berbentuk bulat/lonjong.
Inti sel bersifat basofilik karena mengandung asam nukleat, protein basa (histon) dan beberapa protein asam.
Volume inti sel berhubungan dengan kandungan DNA nya (jumlah kromosom). Volume inti sel bertambah seiring dengan peningkatan aktifitas sintesis dari sel yang bersangkutan.
Inti sel mengandung materi genetik sel dan berpengaruh langsung pada aktifitas metabolik sitoplasma.
Sel yang tidak mempunyai inti seperti eritrosit, tidak mempunyai kemampuan mensintesis protein, tidak dapat melakukan pembelahan sel, dan aktifitas metaboliknya terbatas.
Antara inti sel dan sitoplasma terdapat pertukaran zat secara tetap.
Inti sel interfase atau sel istirahat (yang tidak sedang membelah) dibatasi oleh selubung inti/ membran inti, terisi getah inti atau karioplasma dan mengandung kromatin inti dan sebuah anak inti.
Membran inti adalah, selaput tipis dan gelap mengelilingi inti sel dan memisahkannya dari sitoplasma sel, tebalnya hanya 40 nm.
Pada permukaan dalamnya menempel kromatin dan sejumlah bahan fibrosa, sehingga dapat dilihat dengan mikroskop cahaya.
Dengan mikroskop elektron terlihat membran inti ada 2 selaput setebal 7 nm, yaitu selaput luar dan selaput dalam, membran ruang sekitar inti (sisterna) selebar 25 nm.
Selaput luar mengadung ribosom pada sisi yang menghadap sitoplasma dan seringkali berhubungan dengan membran retikulum endoplasma.
Pada selubung inti terdapat pori (40-100 nm) terdiri atas cincin luar. Pori berperan memindahkan materi antara inti sel dan sitoplasmanya.
KARIOPLASMA
Adalah daerah jernih dan kosong pada inti yang tidak diisi oleh anak inti atau kromatin.
Karioplasma adalah larutan koloid setengah cair dan didalam nya terdapat bahan kromatin dan anak inti, dan dipakai sebagai medium difusi metabolit dan makromolekul yang lebih besar.
KROMATIN INTI
Pada sel yang sedang membelah, kromosom-kromosom tidak lain adalah benang-benang kromatin yang tergulung padat dan dapat dilihat dengan mikroskop cahaya.
Kromatin adalah bahan inti yang mengadung DNA & Protein. Pada inti interfase, kromatin tersebar tidak merata.
Ada 2 jenis eukromatin :
Eukromatin (kromatin terurai) tersebar longgar, secara metabolik, Eukromatin aktif dalam mensintesis RNA, mensintesis protein.
Heterokromatin (kromatin padat) yang secara metabolik relatif tidak aktif.
NUKLEOLUS
Setiap inti interfase mengadung 1-4 buah inti.
Nukleolus berbentuk bulat/ lonjong, berwarna gelap, tidak dibatasi oleh membran dan dapat
bebas didalam karioplasma atau melekat pada selubung inti sebelah dalam.
FUNGSI SEL
Fungsi utama Sel
Movement
Conductivity
Metabolic absorption
Secretion
Excretion
Respiration
Reproduction
Sel- sel dengan fungsi umum yang sama tergabung bersama oleh matriks ekstrasel (substansi intersel) yang bervariasi jumlahnya membentuk jaringan misa2lnya jaringan otot, tulang dan sebagainya. Dua atau lebih jaringan bersama- sama membentuk unit fungsional yang lebih besar disebut organ misalnya kulit, ginjal, paru, dan sebagainya. Beberapa organ dengan fungsi terkait membentuk sistem organ, misalnya sistem pernafasan ( terdiri atas hidung, laring, trakea dan paru) atau sistem perkemihan ( terdiri atas ginjal, ureter, kandung kencing dan uretra).
Fungsi sel lainnya ialah :
Menjalankan fungsi metabolik tingkat seluler. Sehingga dapat menghasilkan energi pada tingkat seluler
Saling berhubungan dan membentuk suatu sistemkerja atau jaringan
Menyimpan atau menyampaikan materi genetik (terdapat pada Nukleus)
Menjalankan fungsi spesifiknya
Sel darah merah (eritrosit), menjalankan fungsinya sebagai alat transportasi.
Sel darah putih (leukosit), menjalankan fungsinya sebagai anti bodi tubuh.
Sel saraf, menjalankan fungsinya dalam mengkantarkan rangsang maupun dalam menghantarkan reaksi ke motorik.
Menjalankan fungsinya sebagai unit terkecil kehidupan (seperti makhluk hidup)
Pengambilan makanan (endositosis)
Pencernaan benda asing dalam vesikel (lisosom)
Regenerasi jaringan dan autolisis
Sintesis dan pembentukan struktur sel (retikulum Endoplasma dan Aparatus Golgi)
Pengambilan Energi dari zat makanan (mitokondria).
Pengambilan makanan oleh sel-endositosis
Sel mengambil zat makanan dan zat lainnya melewati membran sel, melalui difusi dan tranpor aktif.
Bentuk utama endositosis adalah:
Pinositosis
Fagositosis
Proses pencernaan benda benda asing dal vesikel pinositotik dan fagositosik di dalam sel ( fungsi lisosom)
Vesikel pinositotik dan fagositosik yang bergabung dengan lisosom dapat disebut sebagai organ pencernaan sel.
Lisosom juga berfungsi sebagai penghancur sel rusak/bagian sel yang rusak di jaringan.
Lisosom juga mengandung bahan bakterisid yang dapat membunuh bakteri yang sudah difagosit, sebelum bakteri tersebut menimbulkan kerusakan sel.
Sintesis dan pembentukan struktur sel oleh retikulum endoplasma dan aparatus golgi
Fungsi retikulum endoplasma
Fungsi aparatus golgi
Pengambilan energi dan zat makanan fungsi mitokondria
Karakteristik fungsi ATP
Proses kimiawi yang terdapat dalam pembentukan ATP
Penggunaan ATP untuk fungsi sel
MENGAPA SEL SANGAT PENTING BAGI KITA ?
Makhluk hidup dibentuk oleh sel, ada yang dibangun oleh satu sel atau uniseluler, misalnya bakteri, atau dapat berupa kumpulan sel atau multiseluler, misalnya manusia, hewan, tumbuhan.
Di dalam sel berlangsung semua kegiatan kehidupan seperti respirasi, ekskresi, transportasi, sintesis, reproduksi, sekresi, dan respon (tanggapan) terhadap rangsangan. Sel merupakan unit terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup dan merupakan tempat terselenggaranya fungsi kehidupan. Manusia terdiri dari berbagai jenis sel yang melakukan fungsi penting untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Selain itu juga merupakan unit hereditas atau pewaris yang menurunkan sifat genetik dari satu generasi kepada generasi berikutnya.
Sel- sel dengan fungsi umum yang sama tergabung bersama oleh matriks ekstrasel (substansi intersel) yang bervariasi jumlahnya membentuk jaringan misalnya jaringan otot, tulang dan sebagainya. Dua atau lebih jaringan bersama- sama membentuk unit fungsional yang lebih besar disebut organ misalnya kulit, ginjal, paru, dan sebagainya. Beberapa organ dengan fungsi terkait membentuk sistem organ, misalnya sistem pernafasan ( terdiri atas hidung, laring, trakea dan paru) atau sistem perkemihan ( terdiri atas ginjal, ureter, kandung kencing dan uretra).
Sel mempunyai dua bagian yang utama yaitu nukleus dan sitoplasma. Nukleus dipisahkan dari sitoplasma oleh membran nukleus, dan sitoplasma dipisahkan dari cairan di sekitar sel oleh membrane sel, yang disebut juga membran plasma.
Berbagai macam zat yang turut membentuk sel secara keseluruhan disebut protoplasma. Protoplasma terutama terdiri atas lima zat dasar : air, elektrolit, protein, lipid dan kabrohidrat.
Sel juga memiliki beberapa fungsi yaitu :
a. Memperoleh makanan (zat gizi) dan oksigen (o2) dari lingkungan yang mengelilingi sel.
b. Menjalankan berbagai reaksi kimia yang menggunakan zat gizi dan o2 untuk menghasilkan energy bagi sel;
c. Mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dan zat-zat sisa atau produk sampingan yang dihasilkan selama reaksi-reaksi kimia di atas ke lingkungan disekitar sel;
d. Mensintesis protein dan komponen lain yang diperlukan untuk membentuk struktur seluler, untuk pertumbuhan, dan menjelaskan fungsi tertentu sel;
e. Menjadi sensitive dan responsive terhadap perubahan yang terjadi dilingkungan sekitar sel;
f. Mengontrol pertukaran berbagai zat antara sel dan lingkungan disekitarnya;
g. Memindahkan zat-zat dari salah satu bagian sel ke bagian lain ketika menjalankan aktivitas sel, bahkan sebagian sel dapat menggerakan seluruh dirinya melintasi lingkungannya; dan
h. Pada kebanyakan sel, bereproduksi. Beberapa sel tubuh, misalnya sel saraf dan sel otot, telah kehilangan kemampuan untuk bereproduksi.. apabila sel-sel ini rusak akibat trauma atau proses penyakit, mereka tidak dapat digantikan.
Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa sel itu merupakan unit terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup dan merupakan tempat terselenggaranya fungsi kehidupan, selain itu sel juga memiliki peranan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup makhluk hidup.
SIKLUS SEL
Kontinuitas kehidupan
Didasarkan atas reproduksi sel atau pembelahan sel
Fasa pada siklus sel
1. Fasa S (sintesis)
2. Fasa M (mitosis)
3. Fasa G (gap)
4. Interfasa
PEMBELAHAN SEL
Pembelahan sel adalah untuk keperluan pertumbuhan dan pergantian di dalam jaringan.
Pembelahan sel mencakup pembelahan sitoplasma (sitokinesis) maupun pembelahan inti sel (kariokinesis).
Pada sel Somatik, pembelahan inti terjadi dengan mitosis dan didahului oleh replikasi DNA.
Tipe pembelahan sel
Mitosis:
1. Growth, development & repair
2. Asexual reproduction (yields identical cells)
3. Terjadi dalm somatic (badan) sel
Tahap-tahap Mitosis :
1. Interfase : terlihat selaput inti, nukleolus, kromatin dan sepasang sentriol.
2. Awal Profase : Kedua sentriol membentuk bintang, selaput inti dan inti terurai/menyebar dan kromosom menjadi tampak.
3. Akhir profase : Suatu spindel dibentuk diantara kedua sentriol. Selaput nuclear menghilang dan inti terpecah dan tersebar di atas kromosom, dilukiskan 4 kromosom, masing-masing membelah menjadi dua kromatid dan masing-masing bersatu hanya pada sentromer.
4. Metafase : Kromosom (pasangan kromatid) diatur pada equator dari spindel.
5. Anafase : Kromosom membelah dan kromatin masing-masing bergerak menuju kekutub sel.
6. Awal Telofase : Kromatid (sekarang kromosom) setiap anak sel menjadi tidak bergelung, selaput nuklear dan nukleolus dibentuk kembali, dan sentriol mengganda.
7. Akhir Telofase : Membran plasma mengkerut dan dibentuk dua buah anak sel.
Meiosis:
1. Sexual reproduction (yields different cells)
2. Terjadi lebih spesifik di dalam reproduksi sel.
3. menghasilkan sel anak yang tidak identik dengan induk yaitu hanya memiliki 1 set kromosom.
Kehidupan sel
Sel membelah diri sebentar
Sebagian besar hidup sel dalam masa interphase:
- fungsi sel normal fase Go
- persiapan untuk membelah
diri fase G1. S dan G2
Sel otot lurik & sebagian besar neuron Go terus menerus (tidak pernah membelah diri)
Stem cells membelah diri berulang-ulang tidak pernah masuk Go
ITERPHASE
Fase G1 (8-12 jam) : sel siap membelah diri, dibuat cukup mitokondria, sitoskeleton, retikulum endoplasmik, ribosom, dll.
Fase S (6-8 jam): menduplikat kromosom, al: replikasi DNA
Fase G2 (2-5 jam) : selesaikan replikasi sentriol masuk fase M (mitosis)
Fase Go = fase berfungsi normal sangat bervariasi
JENIS – JENIS SEL
A. Berdasarkan jumlah sel :
Sebenarnya ukuran setiap sel itu pada setiap organisme relatif sama, tapi yang membedakannya adalah jumlah sel yang dimilikinya
B. Berdasarkan Keadaan Kromosom dan Fungsinya :
Sel Somatis sel yang menyusun tubuh dan bersifat diploid
Sel Germinal. sel kelamin yang berfungsi untuk reproduksi dan bersifat haploid
C. Berdasarkan keadaan inti sel :
Sel prokariotik
Sel Prokariotik. Kata prokariota (prokaryote) berasal dari bahasa Yunani, pro yang berarti “sebelum” dan karyon yang artinya “kernel” atau juga disebut nukleus. Sel prokariotik tidak memiliki nukleus. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada suatu daerah yang disebut nukleoid, tetapi tidak ada membran yang memisahkan daerah nukleoid ini dengan bagian sel lainnya.
Sel eukariotik
sel eukariotik, eu berarti “sebenarnya”dan karyon berarti nukleus. Eukariotik mengandung pengertian memiliki nukleus sesungguhnya yang dibungkus oleh selubung nukleus.
Struktur Prokariotik Eukariotik
1 Membran nukleus - +
2 Membran plastida - +
3 Nukleus - +
4 Nukleolus - +
5 Plastida - +/-
6 Mitokondria - +
7 Badan golgi - +
8 Kromosom + (tunggal) + (ganda)
9 DNA + (telanjang) + (dengan protein)
10 RNA + +
11 Histon - +
12 Pigmen + +
13 Pembelahan amitosis Mitosis/meiosis
P
Perbedaan sel eukariotik dan sel prokariotik
KOMUNIKASI ANTAR SEL
Informasi atau rangsang sel I akan
menimbulkan respons pada sel II secara:
Direct communication
Extracellular chemical messenger
a. Direct communication Gap junction
b. Extracellular chemical messenger
- Paracrine communication(tetangga)
- Endocrine communication(dgn sel yg jauh)
- Synaptic communication(sambungan saraf dg saraf)
a. Direct communication
Transmisi: gap junction
Chemical mediators: ions, small solutes, lipid soluble materials
Target : sel sekitar
- Paracrine communication
Transmisi: melalui cairan ekstrasel
Chemical mediators: paracrine factors
Target utama: area lokal
- Endocrine communication
Transmisi: aliran darah
Chemical mediators: hormon
Target: sel lain yang punya reseptor tertentu
- Synaptic communication
Transmisi: celah sinap
Chemical mediators: neurotransmitor
Target: terbatas pada area spesifik yang punya reseptor spesifik pada neuron kedua
b. Extracellular chemical messenger
Parakrin
Neurotransmiter
Hormon
Neurohormon
c. Chemical messenger
First messenger : berikatan dg reseptor respon intrasel
- buka / tutup pintu spesifik( ion)
- transfer sinyal ke chemical messenger
intrasel (second messenger )
Second messenger : mencetuskan serial biokimiawi dlm sel transduksi sinyal
d. Transduksi Sinyal
Dicetuskan oleh ikatan chemical messenger pd reseptor
Tujuan: - ↑ fungsi (meningkatkan)
- pertumbuhan
- survival
- replikasi (reproduksi sel)
e. Membrane channels(protein)
Leak channels : selalu terbuka (bocor)
Gated channels : terbuka / tertutup oleh stimulus
e. Gated channels
Chemical messenger berikatan dg reseptor membran spesifik
Mengubah kelistrikan membran sel
Deformasi mekanik pd channels
f. cAMP & cGMP
Suatu second messenger(di dalam sel)
Rangsang reseptor protein Gα adenil siklase cAMP & cGMP aktifkan protein kinase fosforilasi protein sel > aktif
Dihidrolisis oleh PDE (phosphodiesterase)
g. Modifications of second messenger pathways (jalur)
Jumlah reseptor
Afinitas reseptor
h. Reseptor sel
Terdapat pada:
membran sel
siaAtoplasma
nukleus
i. Reseptor Membran Plasma
Terutama untuk menangkap ligand
Ligand : - hormon
- neurotransmiter
- antigen
- komplemen
- lipoprotein
- mikroba infeksi
-obat
- metabolit
j. Reseptor Adrenergik(adrenalin)
Terdapat pada dinding sel target
Reseptor α α1 dan α2
Reseptor β β1 dan β2
Reseptor α > sensitif thd norepinefrin
Reseptor β1 sama sensitif epi – norepi
Reseptor β2 > sensitif thd epinefrin
Obat: α blocker (penghambat)
β blocker
β2 agonist
j. Reseptor Adrenergik:
α1 : dilatasi pupil , konstriksi arteriol
α2 : kontraksi otot saluran cerna ↓
β1 : denyut jantung: ↑
Β2 : saluran napas: dilatasi
METABOLISME SEL
Metabolisme adalah jumlah keseluruhan reaksi kimia dan fisik pengubahan energi dalam tubuh yang menopang dan mempertahankan kehidupan.
Metabolisme mengacu pada reaksi kimia yang berlangsung dalam sel
METABOLISME
KATABOLISME
ANABOLISME
KATABOLISME
Di dalam sel dilakukan oleh mitokondria
Energi dihasilkan dari pemecahan glukosa, asam amino, dan asam lemak secara kimia dengan glukosa sebagai sumber terpenting
Tahap Pemecahan Glukosa
GLIKOLISIS
Glikolisis adalah rangkaian awal reaksi kimia yang menghasilkan asam piruvat dan sedikit ATP.
Glikolisis berlangsung dalam sitoplasma dan bersifat anaerob (tanpa oksigen).
Asam piruvat, yang melewati membran ganda pada mitokondria untuk memasuki matriks, kemudian dipecah dalam tahap berikutnya
SIKLUS ASAM SITRAT
Siklus asam sitrat (siklus krebs) berlangsung dalam matriks mitokondria.
Proses tersebut menghasilkan sejumlah kecil 12 ATP, karbon dioksida, elektron, dan ion (proton) hidrogen.
TRANSPOR ELEKTRON
Elektron dan proton kemudian dikirim melalui suatu rantai koenzim, sistem transpor hidrogen dan elektron.
Pada setiap langkah di sepanjang rantai koenzim, energi bebas diproduksi untuk menfosforilasi ADP ke bentuk ATP, langkah yang disebut fosforilasi oksidasi.
ATP kemudian berdifusi keluar dari mitokondria menuju sitoplasma untuk dipakai dalam aktivitas selular.
KATABOLISME LIPID DAN PROTEIN
Molekul lipid dipecah menjadi senyawa yang lebih kecil yang akan masuk ke jalur glikolitik untuk membentuk asam piruvat atau langsung masuk ke dalam siklus asam sitrat
Protein didegradasi menjadi asam amino, dengan melepas gugus amina, dan masuk ke siklus asam sitrat.
APA YANG TERJADI BILA SEL RUSAK ?
1. Organel yang sering mengalami kerusakan :
Kerusakan sel dapat terjadi pada berbagai organel sel, tetapi yang paling sering mengalami kerusakan adalah :
1. Membran sel
2. Mitokondria
3. Nukleus
4. Sitoskeleton
2. Penyebab Kerusakan sel :
Sel dapat cedera akibat berbagai stresor. Cedera terjadi apabila stresor tersebut melebihi kapasitas adaptif sel. Stresor penyebab cedera sel adalah sebagai berikut :
- Genetik :
Kerusakan sel yang disebabkan karena adanya kerusakan genetik pada sel tersebut. Kerusakan genetik tersebut bisa berupa terjadinya pemindahan letak genetik sel maupun terjadinya penghapusan sel atau delesi sel.
- Nutrisi :
Kerusakan sel yang disebabkan karena pada suatu sel tertentu mengalami kekurangan nutrisi (deficiency). Hal ini disebabkan karena diet yang tidak sehat dari makhluk hidup tertentu, atau karena asupan makanan yang dimakan memang tidak memenuhi standar kesehatan atau tidak cukup nutrisi.
- Imun :
Kerusakan sel yang disebabkan karena memang adanya kerusakan pada sistem imun sel itu sendiri.
- Endokrin :
Kerusakan sel yang disebabkan karena adanya kekurangan atau kelebihan dari hormon yang kita lakukan untuk beraktivitas.
- Unsur fisik :
Kerusakan sel yang disebabkan karena adanya unsur trauma atau kecelakaan yang pernah kita alami, sehingga sel pun mengalami kerusakan secara otomatis.
- Zat kimia :
Kerusakan sel yang disebabkan dari pemakaian zat beracun atau pemakaian obat-obatan terlarang, sehingga sel pun mengalami kerusakan.
- Infeksi :
Kerusakan sel yang disebabkan infeksi adalah karena adanya sel yang terkena suatu virus, bakteri, parasit atau jamur yang menyerang sel tersebut sehingga mengalami kerusakan.
- Anoxia : kerusakan sel yang disebabkan karena sel tersebut mengalami kekurangan asupan oksigen pada selnya.
3. Akibat dan Mekanisme Adaptasi sel :
Kerusakan pada sel dapat berlanjut menjadi kerusakan jaringan, kerusakan jaringan dapat berlanjut kepada kerusakan organ dan kerusakan organ dapat berakhir pada kegagalan sistem tubuh dalam menjalankan fungsinya. Akibat yang fatal adalah kematian.
Akibat :
1. Cedera sel
Cedera sel terjadi apabila suatu sel tidak lagi dapat beradaptasi terhadap rangsangan. Hal ini dapat terjadi bila rangsangan itu terlalu lama atau terlalu berat. Sel dapat pulih dari cedera atau mati bergantung pada sel tersebut dan besar serta jenis cederanya. Apabila suatu sel mengalami cedera, maka sel tersebut dapat mengalami perubahan dalam ukuran bentuk, sintesis protein, susunan genetik, dan sifat transfortasinya.
2. Kematian sel
Terdapat dua kategori utama kematian sel. Kategori pertama adalah kematian sel nekrotik, terjadi apabila suatu rangsangan yang menyebabkan cedera pada sel terlalu kuat atau berkepanjangan. Nekrortik sel biasanya dicirikan dengan adanya pembengkakan dan ruptur dan organel internal yang kebanyakan mengenai mitokondria. Kategori kedua yaitu apoptosis(kematian sel yang diprogram). Apoptosis adalah suatu proses yang ditandai dengan terjadinya urutan teratur tahap molekular yang menyebabkan disintegrasi sel. Apoptosis tidak ditandai dengan pembengkakan atau peradangan, namun sel yang akan mati menyusut dengan sendirinya dan dimakan oleh sel disebelahnya.
Mekanisme adaptasi sel :
1. Adaptasi terhadap penurunan beban kerja sel
- Atrofi :
Atrofi adalah berkurangnya ukuran suatu sel. Atrofi dapat menjadi suatu respons adaftif yang timbul sewaktu terjadi penurunan beban kerja sel. Dengan menurunnya beban kerja, maka kebutuhan akan oksigen dan gizi juga berkurang. Sehingga pemberian zat gizi vital dan oksigen terhambat untuk perkembangan ukuran sel.
- Metaplasia :
Metaplasia adalah perubahan sel dari satu subtipe ke subtipe yang lainnya. Metaplasia biasanya terjadi sebagai respons terhadap cedera atau iritasi kontinu yang menghasilkan peradangan kronis pada jaringan. Contoh metaplasia adalah perubahan sel saluran pernafasan dari sel epitel kolumnal bersilia menjadi sel epitel panjang.
2. Adaptasi terhadap peningkatan beban kerja sel
- Hiperplasia :
Hiperplasi adalah peningkatan jumlah sel yang terjadi pada suatu organ akibat peningkatan mitosis. Hiperplasia dijumpai pada sel-sel yang dirangsang oleh peningkatan beban kerja, sinyal hormon atau sinyal yang dihasilkan secara lokal sebagai respons terhadap penurunan kepadatan sel.
- Hipertrofi :
Hipertrofi adalah bertambahnya ukuran suatu sel. Hipertrofi adalah suatu respons adaftif yang terjadi apabila terdapat peningkatan beban kerja suatu sel. Hipertrofi terutama dijumpai pada sel-sel yang tidak dapat beradaptasi terhadap peningkatan beban kerja dengan cara meningkatkan jumlah mereka melalui mitosis, contohnya sel otot rangka dan jantung.
Kesimpulan : Jadi yang terjadi apabila sel mengalami kerusakan adalah bervariasi. Tergantung jenis kerusakan sel dan letak kerusakan pada sel tersebut, ada yang dapat pulih kembali hingga menyebabkan kematian.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Manusia di ciptakan allah SWT dengan sebaik – baiknya dan sempurna sesuai dengan surat al mu’minuun ayat 12 – 14 yaitu :
“12. Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.
13. Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).
14. Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik.”
Surat al hajj ayat 5 yaitu :
“5. Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), Maka (ketahuilah) Sesungguhnya kami Telah menjadikan kamu dari tanah, Kemudian dari setetes mani, Kemudian dari segumpal darah, Kemudian dari segumpal daging yang Sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar kami jelaskan kepada kamu dan kami tetapkan dalam rahim, apa yang kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, Kemudian (dengan berangsur- angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (adapula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya Telah diketahuinya. dan kamu lihat bumi Ini kering, Kemudian apabila Telah kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.”
Sel secara harafiah merupakan unit kehidupan, entitas terkecil yang memiliki manifestasi berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupan. Dengan demikian sel juga merupakan unit dasar penyakit.
Kita harus bisa menjaga dan merawat apa yang sudah di karuniai allah SWT.
1.2 MASALAH
1. Apakah sel ?
2. Bagaimanakah struktur dan fungsi dari organel sel?
3. Apakah fungsi sel?
4. Bagaimanakah sistem fungsional sel?
5. Mengapa sel sangat penting bagi mahluk hidup?
6. Bagaimanakah siklus kehidupan sel?
7. Apa sajakah jenis sel?
8. Bagaimakah komunikasi antar sel?
9. Bagaimanakah metabolisme sel?
10. Apa yang terjadi bila sel rusak?
1.3 TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mempelajari dan memahami histologi, fisiologi sel, biokimia sel, siklus sel, dan komunikasi antar sel
2. Mempelajari dan memahami Homeostasis
3. Mempelajari dan memahami fungsi dan struktur sel dan bagaimana sel itu mempertahankan homestasis dengan mencukupi kebutuhan hidupnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Sel secara harafiah merupakan unit kehidupan, entitas terkecil yang memiliki manifestasi berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupan. Dengan demikian sel juga merupakan unit dasar penyakit.
Sel mempunyai banyak oraganel dan organel tersebut bekerja sesuai fungnya masing-masing.
.
Sel mempunyai siklus kehidupan yaitu :
a. Fase Interphase
b. Fase G1, S, dan G2
c. Fase Mitosis dan Meiosis
Komunikasi antar sel bisa terjadi secara :
a. Direct communication messenger
b. Extracellular chemical messenger
3.2 SARAN
Jagalah pola hidup yang sehat dan pola makan yang sehat. Konsumsilah serat, mineral, dan makanan yang bergizi seperti 4 sehat 5 sempurna, dan sering-seringlah makan ikan. Semua itu kita jaga dan pelihara serta lakukan agar tubuh kita sehat, sel-sel yang ada dalam tubuh kita dapat bekerja dengan maksimal.
BAB 11
PEMBAHASAN
2.1 SKENARIO
Sub modul 1
AKU
Aku harus mempunyai struktur yang baik,
Semuanya harus berfungsi dengan baik,
Supaya metabolismeku tetap terjaga dalam kondisi yang baik
Bila salah satu tidak dalm kondisi baik, aku akan rusak
Bila hanya satu aku yang rusak, seringkali tubuhmu tidak mengeluhkannya
Bila ada beberapa aku yang rusak, tubuhmu akan mulai merasakannya
Bila banyak aku yang russak, organmu bisa tidak berfungsi
Dan bila semua aku rusak, maka semua organmu akan berhenti bekerja
Innalillahi wa innalilahi raji’un.
2.2 KATA KUNCI
1. Aku
2. Struktur
3. Fungsi
4. Metabolisme
5. Kerusakan
6. Organ
7. Tubuh
8. Behenti bekerja
2.3 PERMASALAHAN
1. Apakah sel ?
2. Bagaimanakah struktur dan fungsi dari organel sel?
3. Apakah fungsi sel?
4. Bagaimanakah sistem fungsional sel?
5. Mengapa sel sangat penting bagi mahluk hidup?
6. Bagaimanakah siklus kehidupan sel?
7. Apa sajakah jenis sel?
8. Bagaimakah komunikasi antar sel?
9. Bagaimanakah metabolisme sel?
10.Apa yang terjadi bila sel rusak?
KATA PENGANTAR
Sistem Mekaniame Dasar Penyakit meruakan blok kedua pada tahun pertama
Program Studi Pendidikan Dokter. Sistem ini disajikan pada blok kedua karena Kita perlu menerapkan dan beradaptasi dengan metode belajar yang telah dipelajari pada blok sebelumnya. Selain itu, sistem ini disajikan lebih awal karena merupakan hirarki yang erlu dijalani sebelum membahas sistem – sistem organ.
Dalam sistem ini Kita akan mempelajari dasar-dasar ilmu kedoktertan
Meliputi anatomi tubuh manusia, histologi, biokimia, fisiologi, patologi klinik, patologi anatomi, mikrobiologi, parasitologi dan gizi.
Sistem MDP 2009/2010 menyajikan modul ini dengan enam sub modul yang
Memberikan gambaran sistematika cara berpikir dalam menghadapi masalah. Pembahasan Kita laksanakan melalui proses diskusi kelompok dan mengikuti 7 langkah pemecahan masalah yang telah diberikan pada blok sebelumnya.
Penyusun mengharapkan modul ini dapat membantu mahasiswa dalam
Memahami mekanisme dasar / patofisiologi berbagai penyakit yang akan disajikan pada sistem selanjutnya.
Semoga Kita bisa mempelajari sistem ini, dan diharapkan bantuan dari para tutor agar dapat membimbing kita dengan hati yg ikhlas dan bijaksana.
Penyusun
DAFTAR ISI
Daftar isi ... ... ... .. .. ..
Kata pengantar ... ... ... ... ...
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ... ... ... ... ...
1.2 Masalah ... ... ... ... ...
1.3 Tujuan ... ... ... ... ...
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Skenario ... ... ... ... ...
2.2 Kata kunci ... ... .... ... ...
2.3 Permasalahan ... ... ... ... ...
2.4 pembahasan ... ... ... ... ...
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan ... ... ... ... ...
3.2 Saran ... ... ... ... ...
DAFTAR PUSTAKA ... ... ... ... ...
DAFTAR PUSTAKA
- Elizabeth J. Corwin. Buku Saku Patofisiologi Edisi Revisi 3
- Sylvia A. Price and Lorraine M. Wilson. PATOFISIOLOGI Konsep Klinis
Proses-proses Penyakit
- http://abhique.blogspot.com/2009/10/adaptasi-sel-terhadap-cedera.html
- http://ahmad-cecep.blogspot.com/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi)
- http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100724051000AAWFHmq
- http://www.sentra-edukasi.com/2010/04/pengertian-sel-dan-teori-mengenai-sel.html
- http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/c4/Cell_cycle.png/250px-Cell_cycle.png
- http://www.anneahira.com/komunikasi-antar-sel.htm
- Elizabeth J. Corwin (2009). Buku saku patofisiologi edisi Revisi 3.terjemah: Nike Budhi
Subekti.EGC
- Diah Aryulina (2004). Biologi 2. Esis
- Guyton, C.A., Hall, J.E. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran edisi 11. Terjemahan: Irawati
Setiawan. pp. 13-49. EGC
-http:/www.wikipedia.org
- Sloane, Ethel.1995.anatomi dan fisiologi: untuk pemula.
- http://biologi.blogsome.com/2007/07/31/sel-prokariotik/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sel_(biologi)#Struktur_sel
- http://monocotil.blogspot.com/2009/07/sejarah-penemuan-sel-dan-organel.html
- Biologi kelas XI, esis.
- Buku ajar fisiologi kedokteran
- Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11 karangan Arthur C. Guyton, MD, dan John E. Hall, PhD
- bukusoal.blogspot.com
- http://id.wikipedia.org/wiki/Sel
- http://sehat-utama.com/Tubuh_kita.html
- GUTON & HALL
- kuliah Prof. DR. dr. Johanna M. Kandouw, SpPA (K)
- Sylvia A. Price (Patofisiologi)
- Lorraine M. Wilson
- Slide dr. Busjra
- slide dr. nizzamudin
0 komentar:
Posting Komentar
hii., nice to see ur comment for me,no SARA , no PORNOGRAFI and absolutely kritik yang membangun ya !!! hiii